Whatsapp
Mifta
● online
Halo, perkenalkan saya Mifta
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area

Gejala Hiv Pada Pria

Berbicara soal gejala hiv pada pria ternyata sebagian besar ciri – cirinya memiliki perbedaan khusus dengan wanita jika dilihat secara umum. Kemudian perihal tanda apa saja atau gejala yang biasa dirasakan terutama bagi kaum laki – laki? Serta bagaimana cara untuk mengatasi agar berbagai gejala yang telah terjadi tidak semakin menjadikannya sebagai keluhan berdampak serius akibat tanpa pengawasan dini serta pengobatan yang tepat dan efektif? Namun sebelum mengulas tuntas topik kita kali ini, perkenankan admin memberi ikhtisar informatif seputar definisi umum dari penyakit hiv aids.

Seperti yang telah ditetapkan sebagai peringatan hari hiv aids sedunia bertepatan pada tanggal 1 desember sejak kasus aids pertama kali ditemukan di negara digdaya USA (Amerika Serikat) tahun 1981, masyarakat dunia terus berupaya menekan penyebaran penyakit mematikan ini, sayangnya yang terjadi justru penderita semakin bertambah setiap tahunnya. Maksud dari memorandum tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran individu terhadap aids yang disebabkan oleh infeksi virus (Human Immunodeficiency Virus). Di Indonesia sendiri berdasarkan data kementrian kesehatan tahun 2014 terdapat kurang lebih 55.620 kasus penderita aids dan lebih dari 142.960 kasus hiv positif dan hingga juni 2014 telah terjadi 9.760 kasus kematian akibat hiv aids. Namun penyakit hiv aids bukan sebatas deretan angka semata, dengan menghitung ancaman dan semakin cepatnya penyebaran virus hiv, sudah saatnya pemerintah dan masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap penyakit ini khususnya bagi kaum perempuan yang memiliki resiko tertular hiv lebih tinggi akibat faktor anatomi tubuh.

Dari sisi pengobatan akhirnya Indonesia kini telah mampu memproduksi obat buatan dalam negeri berjenis efavirenz, meski cenderung lebih mahal dari obat impor namun paling tidak dapat memutus mata rantai ketergantungan obat ARV yang berasal dari luar negeri. Meski telah ada sejumlah obat – obatan yang diberikan kepada pengidapnya namun hingga kini belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit ini, tetapi diluar penanganan upaya pencegahan dan mensosialisasikan tentang aids termasuk gejala hiv pada pria wanita adalah hal utama yang kini harus diketahui oleh masyarakat.

↓ BACA JUGA
• Apakah Virus Hiv Bisa Disembuhkan 
Ruam Hiv

gejala hiv pada pria

Gejala Hiv Pada Pria Wanita

PERBEDAAN HIV DAN AIDS

Banyak orang terkadang masih suka bingung membedakan antara hiv dan aids. Jadi yang disebut dengan hiv itu adalah nama virusnya (Human Immunodeficiency Virus) orang terkena hiv itu adalah tahap ketika mereka belum bergejala baik gejala hiv pada pria ataupun wanita, sebagaimana ada 3 tahapan besar yaitu :

1. Saat seseorang pertama kali mulai terkena artinya misalkan mempunyai perilaku yang menyimpang (seks tidak aman, menggunakan jarum suntik bekas pakai) pada hari itu ia kena dan pada hari itu pula ia sudah bisa menularkan ke orang lain “nah ini yang gawat ya”. Dan biasanya selama 3 bulan pertama, pemeriksaan tes apapun masih memberikan hasil meragukan alias negatif. Jadi kalau ia merasa mempunyai prilaku menyimpang hari ini, lalu besok ia cek ke lab kemungkinan 99% hasilnya negatif. Yang menarik adalah ia merasa dirinya masih aman tetapi kalau besok ia masih melakukannya kembali maka orang lain sudah bisa ia tularkan jadi itu yang disebut sebagai window periode (Masa Jendela) 3 bulan pertama semua tes masih negatif belum terdeteksi karena sedang membangun daya tahan kemudian masuk ke tahap gejala (flu berat yang dipikir hanya flu biasa, ada pilek, pusing-pusing, batuk, padahal hari itulah bahwa ia telah terinfeksi) karena yang demikan merupakan gejala sympthom umum dari semua jenis penyakit virus yang memang diawali dengan rasa seperti itu tak terkecuali hiv. Sampai kira-kira hampir 8 tahun ia merasa “iam still oke” padahal setelahnya ia masuk ke fase klinikal latensi.

2. Periode Laten (fase kedua) itu kelihatannya perkembanganbiakan virus mulai melambat namun aktif. Jadi penggal pertama cepat sekali bukan berarti ia sembuh justru bisa juga sedang menularkan terhadap orang disekitarnya. Kemudian kalau tidak diobati dan tidak pernah melakukan pemeriksaan (setelah 8 tahun kemudian, itu tahapan rata-rata manusia) baru akan masuk ke fase berikutnya.

3. Kronik (fase ketiga) ialah ketika penyakit mulai muncul dimana ia betul-betul sudah terlihat sekali sebagai orang yang daya tahan kekebalan tubuhnya “anjlok” dibawah 200/MM3, artinya itu saat seseorang disebut sebagai pengidap aids (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Muncul gejala penyakit oportunistik misalnya :

• Penyakit kulit bukan sekedar jamur kulit tapi bisa sampai sarkoma kaposi (tumor kulit dimana-mana)
• Diare berkepanjangan
• Toksoplasmosis otak
• Infeksi retina
• Herpes simpleks
• Infeksi otak
• Infeksi jamur menyeluruh
• Infeksi paru
• TBC
• Tahap ini tanpa pengobatan umumnya meninggal dalam 3 tahun

“Begitulah Rentetan Gejala Hiv Pada Pria Wanita,,

Bagi siapapun yang telah terinfeksi hiv belum tentu sampai ke tahap menjadi aids asalkan dilakukan pencegahan dini. Yang dimaksud di sini bukan pencegahan sebagai penularnya, ya karena itu sudah pasti.. mengingat badan telah “punya/ada” virusnya. Tetapi tepatnya untuk mencegah supaya tidak masuk ke dalam tahapan lanjut yakni aids dimana ia sudah punya penyakit alias syndrome.

Perlu diketahui juga bahwa hiv beserta TBC oleh kementrian kesehatan dianggap sebagai penyakit yang saling berdampingan, jadi kalau kita mencurigai ada orang diobati secara konvensional TBC tidak sembuh – sembuh maka pilihan kedua adalah sebaiknya coba cek hiv. Pengujian hiv tidak sama dengan tes darah biasa, karena lazimnya akan dilakukan tahapan yang disebut prekonseling (proses tanya jawab), pasien dipersiapkan jika nanti hasilnya negatif “bukan berarti bebas dan lega” atau sebaliknya andai hasilnya positif “tidak berarti besok meninggal”, bukan dengan respon yang begitu ya..!! maksudnya pasien harus melalui proses konseling yang baik sebelum dia melakukan pemeriksaan sebab tes hiv itu tidak main-main ya..! dari sinilah terkadang keluar ungkapan “oh saya menentukan hidup saya selanjutnya”. Itu gambaran gejala hiv pada pria wanita yang umum terjadi.

FAKTA HIV AIDS

Jadi tidak benar sama sekali selama 30 tahun terakhir hiv ini masuk ke dunia menyerang manusia dan mengatakan aids itu stigmanya adalah identik dengan orang – orang yang punya prilaku seksual menyimpang dsb. Faktanya di Indonesia 57% pengidap adalah ibu rumah tangga, bicara tentang ibu rumah tangga maka timbul pertanyaan dapat dari mana? bisa si ibu itu sendiri yang punya prilaku seks “hore-hore gombreng” atau suaminya bawa pulang “bekal” dari luar. Dalam riwayat untuk bisa mencapai angka 57% persen itu melalui suatu statistik yang memang jelas lewat hubungan heteroseksual (ketertarikan berbeda jenis) jadi hubungan bukan dapat dari tranfusi, atau manicure pedicure (perawatan jari tangan dan kaki) yang nonsteril. Ringkasnya seperti ini :

FAKTOR RESIKO TERTINGGI
• Hubungan seks pada Heteroseksual (57%)
• LSL = lelaki seks lelaki (15%)
• Penggunaan jarum suntik nonsteril pada penasun (4%)

Adapun penjelasan tentang stigma buruk yang terjadi selama ini dikalangan masyarakat khususnya bagi penyandang hiv bahwa rata-rata orang merasa takut untuk berinteraksi atau bergaul secara langung padahal faktanya transmisi penyakit ini tidak menular begitu saja semisal TBC, sejujurnya malahan TBC dengan Flu lebih gampang menular. Jadi perlu ditekankan bahwa hiv itu tidak menular dalam pergaulan sehari-hari, bahkan sampai kita… seperti :

• Berpelukan
• Berciuman pipi (bukan bibir ya)
• Menggunakan alat makan yang sama
• Berbagi kamar mandi yang sama
• Bergantian kloset/WC yang sama
• Jadi semua akan baik-baik saja

PENULARAN HIV

• Hubungan seksual tidak aman
• Kontak darah (alat salon, cukur, jarum suntik, tranfusi)
• Ibu positif ke janin :
– Tanpa pengobatan 15-45%
– Kurang dari 5% dengan pengobatan selama kehamilan,persalinan & menyusui

Hiv hanya menular melalui hubungan seksual yang tidak aman artinya tidak sebatas pasangan yang bukan muhrimnya saja tapi juga dengan pasangan muhrimpun kalau kita tahu bahwa ia mengidap virus hiv maka harus menganjurkannya (pasangan seksual sah) menggunakan alat pengaman. Selanjutnya melalui pertukaran darah bisa lewat jarum suntik, jangan salah… bukan sekedar narkotik saja loh ya… seorang dokter yang teledorpun bisa terkena misal “tertusuk” tanpa sengaja sehabis menyuntik pasiennya karena tidak melakukan prosedur yang hati-hati. Kemudian juga bagi ibu-ibu yang hobi pedicure manicure disarankan pandai memilih ya.. karena semua tindakan mengupas kutikula, menggunting, dan sebagainya kadang – kadang ada sedikit pendarahan ketika kaki digosok, microbliding yang tidak disadari. Jadi itu semua merupakan hak pelanggan untuk tanya kepada terapis kecantikan manapun, misal… “Maaf saya boleh lihat tidak alat yang digunakan?” pastikan alat kecantikan tertentu keluar dari benda yang bernama Autoklaf alias pensteril. Jadi yang kita tahu selama ini mencelup dengan alkohol atau merebus ternyata tidak akan membuat alat menjadi steril, maka tak heran mengapa ada orang yang ingin mendirikan salon (kegiatan didalamnya termasuk manicure pedicure) itu harus mempunyai lisensi, karena memang mereka melalui suatu penataran yang benar.

Menjadi catatan penting yang patut menjadi perhatian ialah apabila seseorang mempunyai prilaku beresiko seperti pernah menggunakan jarum suntik bekas (tato, tindik, narkotika injek), pernah menerima tranfusi darah tapi masih kepikiran aman tidaknya, berhubungan badan tidak aman, maka tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan. Seandainya hasil tes menunjukkan positif, jangan lupa minum obat ya… karna ada obat antivirus atau antiretrovirus jika diminum dengan benar dan teratur sesuai dengan dosisnya bukan “on off” bahkan ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui yang tadinya punya resiko 30 – 40% itu bisa turun dibawah 5% untuk bisa menurlarkan pada anaknya. Maka hiv adalah suatu penyakit yang bisa kita cegah dan hambat supaya tidak berubah menjadi aids sehingga membuat kita hidup baik-baik saja.

MENGURANGI RESIKO ATAU PENCEGAHAN HIV

• Tidak berhubungan seks bebas
• Setiap pada pasangan seks
• Gunakan kondom jika pasangan positif
• Jauhi narkoba terutama narkotik suntik
• Pendidikan (pengetahuan seluk beluk hiv)

Cara mengurangi resiko terbagi menjadi lima point sebagaimana yang disebutkan diatas, untuk memperjelas lagi admin coba mengurainya berdasarkan urutan abjad yang cukup akrab dikalangan pemerhati. Tentu saja (sesuai tema) agar tidak terkena gejala hiv pada pria / wanita.

Abstinence : Menghindari berhubungan seks bebas, terlebih lagi bagi anak-anak dibawah umur atau belum menikah. Saking memprihatinkannya sampai ada ungkapan “anak kecil yang sudah bisa bikin anak kecil”. Barangkali usia 11 tahun ada anak yang sudah punya gairah seksual tapi coba bayangkan misal rata-rata warga Indonesia menikah usia 25 tahun, nah.. menahan 14 tahun pertama untuk tidak berhubungan secara fisik itu hikmahnya banyak karena biasanya usia perkawinan sampai 50 tahun kedepan dan umur 75 baru “meninggal” misalnya ya kan, jadi kita punya waktu 50 tahun usia perkawinan mau diisi seperti apa coba ya… kalau tadi 14 tahun pertama sudah “petakilan” wah… semua tipe wanita sudah dicobain misalkan ya..

Be Faithfull : Yang dimaksud adalah berhubungan seksual dengan pasangan sah yang kita nikahi baik-baik. Timbulnya masalah hiv ini terjadi pada individu apabila melakukan hubungan seks dengan orang yang salah, diwaktu yang salah, dan tempat yang salah. Seks itu bukan rekreasi loh ya.. jadi umpama dinisbatkan ke makanan dimana menganggap makanan sebagai rekreasi sehingga menjadi kecanduan maka akhirnya akan bermasalah dengan obesitas/kegemukan, kolesterol dsb. Sama halnya seks yang dijadikan rekreasi dimana tadi tujuannya adalah untuk meneruskan keturunan akhirnya berubah menjadi punya penyakit yang macam-macam. “Tempat bersenang-senang” terkhusus hanya bagi pasangan yang menikah secara sah dan bukan untuk orang diluar pernikahan. Jika tidak ingin bernasib muncul gejala hiv pada pria wanita.

Condom : Kalau telah mengetahui pasangan seksual sah kita beresiko misalnya dia pernah kena dari transfusi, dia ada resiko bahkan sudah terbukti positif hiv gara-gara dulunya punya riwayat yang tidak benar, ya..sudah terima kenyataan dan solusi terbaik adalah melakukan aktifitas seksual dengan menggunakan pengaman alat kontrasepsi.

Drugs : Tidak mengkonsumsi narkoba. Kadang ada celetukan “Tapi saya cuma make ganja aja loh.., saya kan ga pake jarum suntik”! Maka terbantah dengan “Memang… awalnya cuma ganja lalu pindah ke jarum suntik..gampang sekali”. Sebab sejatinya tiap orang mempunyai kecenderungan (penasaran) untuk naik kelas kan.. dari model cara-cara kecanduannya.

Education : Aktif mencari tahu informasi penting seputar hiv. Pendidikan mengajarkan dari usia dini (masa sekolah), info kesehatan reproduksi itu adalah suatu bagian yang harus dijelaskan pada anak-anak. Bukan berarti mendidik anak bagaimana caranya berhubungan seks namun untuk menunjukkan bahwa ada “cara-cara kreatif” sebagai sikap sayang terhadap orang tanpa melalui hubungan fisik nista. Menjaga tubuh itu amanah, kalau tubuh sendiri saja tidak bisa dilindungi lantas bagaimana kita bisa menjaga anak-anak yang tuhan percayakan pada kita. Ada satu kata bijak yang masih ada pautannya dengan hal ini :

Keperawanan & keperjakaan adalah maskawin terbaik

Buahnya tentu terbebas gejala hiv pada pria dan wanita

Seiring waktu berdasarkan data menunjukkan angka peningkatan, lalu apa sebenarnya yang harus dilakukan oleh pemerintah jika ingin merubah secara pendekatan sosialisasi? mungkin ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah melainkan peran semua orang yang ada di atas planet ini. Ajarkanlah sejak dini agar anak-anak tahu mana yang pantas dan tidak. Edukasi harus mendahului teknologi namun yang terjadi sebaliknya teknologi mendahului edukasi. Contoh anak usia 7 – 12 tahun dapat dengan mudah melihat bahkan mendownload film/tontonan yang sangat tidak pantas sehingga ia sampai berpikir “ini menarik untuk dicoba”. Akhirnya balik lagi mengalami “gejala hiv pada pria atau wanita” saat dewasa.

Kembali pada esensi hiv bahwa bila sudah positif terinfeksi ini bukan akhir dari segalanya karena sejak lama sudah ada pengobatannya. Apakah pengobatan ini selama seumur hidup? Semoga tidak seumur hidup jika ada suatu cara untuk bisa mencegahnya bereplikasi, sementara ini kan hanya sekedar menghambat replikasi perkembangbiakan virus belum sampai mematikan. Dan mengontrol gejala hiv pada pria atau wanita tentunya.

SERANGAN VIRUS HIV

Parameter CD4 ialah kalau dari hasil laboratorium mengatakan sel ini dibawah 200 angkanya maka orang ini sudah masuk dalam kondisi AIDS, tentu kita mengharapkan supaya sel darah putih ini tetap berada diatas 3000 misalkan atau diatas 1000, apalagi hanya sekedar diatas 200. Sel yang diserang adalah limfosit (sel paling kecil), lalu sel ini terbagi ada 2 yakni sel T dan Sel B. Berikut ini rincian lebih lengkapnya sel darah putih yang ada dalam tubuh manusia terdiri beberapa jenis, diantaranya :
• Monosit
• Basofil
• Neotrofil 
• Limfosit (Sel T Dan Sel B)
– T memory : Sel yang bertugas mengingat
– T Helper : Sel yang berperan membantu
– T Killer : Sel ini bertugas untuk membunuh
– Sel B : ( Sel pembentuk Antibody)
• Eosinofil

Mungkin hanya ini paparan sederhana dengan topik gejala hiv pada pria, mudah-mudahan bisa membantu sebagai jawaban dari rasa keingintahuan rekan-rekan. Jika artikel ini dirasa bermanfaat admin berharap agar tidak segan untuk saling berbagi informasi “gejala hiv pada pria atau wantia” ini pada yang lain. Akhir kata… wassalamualaikum…wr.wb

Bagikan ke

Gejala Hiv Pada Pria

Komentar

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.
error: Content is protected !!